Rabu, 27 November 2013

Ragam hias


Ragam hias
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog.
Ragam Hias Nusantara
Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat.
Motif Ragam Hias
Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
1. Ragam Hias Flora(vegetal)
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni sepert dijumpai pada barang-barang seni seperti batik,ukiran,kain sulam,tenun dan border dan tenunan.
 
2. Ragam Hias Fauna(animal )
Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.
Ragam hias fauna sudah mengalami deformasi (perubahan bentuk). Ragam hias fauna di kombinasikan dengan motif-motif flora yang di gayakan (stilasi)
Motif hias fauna dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, sulaman, anyaman, tenun, dan kain bordir
Motif ini kita jumpai di daerah Papua (cendrawasih), NTT (komodo), lampung (gajah)
Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun.
3. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.
Motif geometris kita jumpai di daerah jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua.
Pola motif geometris ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zig-zag, garis silang, segitiga, lingkaran
4. Ragam Hias Figuratif(figural)
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.

Ragam Hias Batik

Ragam hias batik adalah hasil lukisan pada kain dengan menggunakan alat yang disebut dengan canting. Jumlah ragam hias saat ini sangat beragam baik variasi bentuk maupun warnanya. Pada umumnya ragam hias batik sangat dipengaruhi oleh faktor Letak geografis daerah pembuatan, Sifat dan tata penghidupan di daerah bersangkutan, Kepercayaan dan adat istiadat yang ada di daerah tempat pembuatan batik, Keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna, Adanya kontak atau hubungan antar daerah pembuat pembatikan.
Unsur-Unsur Ragam Hias
Pada sehelai kain batik memuat sejumlah ragam hias yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama yaitu:
1. Ornamen Utama
Ornamen utama adalah suatu ragam hias yang menentukan motif tersebut mempunyai makna, sehingga dalam pemberian nama
motif batik berdasarkan perlambang yang ada pada ornamen utama ini. Jika ragam hias utamanya adalah Parang maka batiknya biasannya diberi nama Parang. 
Ragam hias utama banyak sekali macamnya diantaranya: meru, api, naga, burung, garuda, pohon hayat, tumbuhan, bangunan, parang dll.
2. Isen-isen
Isen-isen merupakan aneka corak pengisi latar kain dan pada bidang-bidang kosong ragam hias. Pada umumnya berukuran kecil dan kadang rumit. Dapat berupa titik-titik, garis-garis ataupun gabungan keduannya. Jumlah isen-isen ada banyak sekali tetapi pada perkembangannya hanya beberapa saja yang masih biasa dijumpai dan masih dipakai pada saat ini.
Isen-isen pengisi latar antara lain : galaran, rawan, ukel, udar, belara sineret, anam karsa, debundel atau cebong, kelir, kerikil, sisik melik, uceng mudik, kembang jati dan gringsing.
Isen-isen pengisi bidang kosong antara lain : cecek, kembang jeruk, kembang suruh, kembang cengkeh, sawat, sawut kembang, srikit, kemukus, serit, untu walang. Pembuatan isen-isen memerlukan waktu yang cukup lama bentuk-bentuknya yang kecil dan rumit membututuhkan ketelitian yang tinggi.
Ragam hias batik berdasarkan bentuknya secara garis besar dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan ragam hias geometris dan non geometris.

Penggolongan Ragam Hias Batik Berdasarkan Bentuknya
 Pada prinsipnya motif batik itu dibedakan hanya menjadi 2 jenis, yaitu motif batik geometris dan motif batik non geometris
1.Ragam Hias Geometri
ragam hias geometris adalah ragam hias yang mengandung unsur-unsur garis dan bangun seperti garis miring, bujur sangkar, persegi panjang, trapesium, belah ketupat, jajaran genjang, lingkaran dan bintang yang disusun secara berulang-ulang membentuk satu kesatuan motif. yang termasuk ragam hias geometris
2. Ragam Hias Non-Geometris
Pola non-geometris merupakan pola dengan susunan tidak terukur, artinya polanya tidak dapat diukur secara pasti meskipun dalam bidang luas dapat terjadi pengulangan seluruh motif.

Motif Batik Geometris

Motif batik geometris - adalah ragam hias yang menggunakan unsure geometris sebagai bentuk dasarnya. Ragam hias  geometris mempunyai bentuk dasar bidang-bidang dalam ilmu ukur, seperti segitiga, segi empat, lingkaran, layang-layang dan banyun lainnya.  Motif hias berfungsi untuk menghiasi suatu bidang. motif hias yang dimaksud terdapat pada bidang kain. Motif hias geometris termasuk pada jenis motif batik tradisional.
Motif batik geometris ini merupakan batik dengan motif yang ornamenya tersusun secara geometris. Dalam golongan motif geometris ini mempunyai motif bentuk dasar seperti ilmu ukur biasa, seperti segiempat, persegi panjang, lingkaran, layang-layang dan bentuk lain.
contoh motif batik geometris
Contoh batik dengan motif geometris antara lain :
Motif batik swastika adalah motif batik berbentuk dasar huruf z yang saling berlawanan. Di dalam batik motif swastika biasanya digunakan sebagai hiasan pinggir.
Motif batik banji adalah motif swastika berkait atau saling berhubungan. Motif ini digunakan sebagai penghias bidang. Motif banji lengkap dengan motif isen-isen dan motif pengisi lainnya. Motif banji berdasar pada ornamen swastika, dibentuk atau disusun dengan menghubungkan swastika dengan garis-garis, sehingga membentuk sebuah motif. Nama-nama motif banji antara lain banji guling, banji bengkok, banji kerton, banji lancip.

Motif batik pilin adalah motif batik yang mempunyai bentuk dasar huruf s atau spiral. Motif ini berfungsi untuk hiasan pinggir dan pengisi bidang.
Motif  batik meander adalah motif yang memiliki bentuk dasar huruf t . Motif ini biasanya digunakan untuk membuat hiasan pinggir.
Motif batik pinggir awan merupakan pengembangan motif batik meander. Motif ini digunakan untuk hiasan pinggir.
Motif batik kawung adalah motif batik berbentuk dasar lingkaran. Kawung berarti aren atau kolang-kaling. Motif kawung menyerupai buah aren atau kolang-kaling yang dipotong melintang sehingga kelihatan empat potongan bijinya. Motif ini digunakan untuk hiasan pinggir namun lebih banyak digunakan untuk hiasan bidang.
Motif batik tumpal adalah motif batik yang mempunyai bentuk dasar  segitiga. Ragam hias ini digunakan untuk hiasan pinggir.
Motif batik ceplokan adalah ragam hias yang terdiri atas satu motif dan disusun berulang-ulang. Motif batik ini disebut juga motif kertas tempel.
Motif ganggong, Banyak orang menganggap motif ganggong adalah motif ceplok, karena sepintas hampir sama. Ciri khas yang membedakan motif ganggong dengan ceplok adalah adanya bentuk isen yang terdiri atas seberkas garis-garis yang panjangnya tidak sama dan pada ujung garis yang paling panjang berbentuk serupa salib. Nama-nama motif ganggong antara lain: ganggong arjuna, ganggong madusari, ganggong sari.
Motif Parang dan lereng Motif Parang merupakan salah satu motif yang sangat terkenal dalam kelompok motif garis miring. Motif ini terdiri atas satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk garis-garis sejajar dengan sudut kemiringan 45ยบ. Contoh motif Parang dan lereng adalah: Parang rusak, Lereng ukel.
 

Motif Batik Non Geometris

contoh motif batik non geometris
Motif Batik Non Geometris adalah motif batik yang susunan motifnya tidak teratur menurut bidang geometris. Motif-motif golongan non geometris tersusun dari ornamen-ornamen tumbuhan, Meru, Pohon Hayat, Candi, Binatang, Burung, Garuda, Ular(Naga) dalam susunan tidak teratur.
Pola yang termasuk keadalam golongan pola non geometris yaitu :
a. Motif Semen
Ragam hias utama yang merupakan ciri motif semen adalah meru, suatu gubahan menyerupai gunung. Meru berasal dari nama gunung mahameru. Hakekat meru adalah lambang gunung atau tempat tumbuh-tumbuhan bertunas ( Jawa : semi ) hingga motif ini disebut semen. Semen berasal dari kata dasar semi. Ragam hias utama semen adalah Garuda, sawat, lar maupun mirong. Contoh motif semen adalah semen jolen dan semen gurdha.
b. Motif Lung-lungan
Sebagian besar motif lung-lungan mempunyai ragam hias serupa dengan motif semen. Berbeda dengan motif semen, ragam hias motif lung-lungan tidak selalu lengkap dan tidak mengandung ragam hias meru. Motif lung-lungan diantaranya adalah Grageh waluh, Babon Angrem.
c. Motif Buketan
Motif buketan mudah dikenali lewat rangkaian bunga atau kelopak bunga dengan kupu-kupu, burung atau berbagai satwa kecil yang mengelilinginya. Berbagai unsur tersebut tampil sebagai satu susunan yang membentuk satu kesatuan motif.
d. Motif Pinggiran
Motif ini disebut motif pinggiran karena unsur hiasannya terdiri atas ragam hias yang biasa digunakan untuk ”hiasan pinggir” atau ”hiasan pembatas” antara bidang yang memiliki hiasan dan bidang kosong pada dodot, kemben dan udheg.
e. Motif Dinamis
Motif dinamis adalah motif-motif yang masih dapat dibedakan menjadi unsur-unsur motif, tetapi ornamen didalamnya tidak lagi berupa ornamen-ornamen tradisional, motif ini merupakan peralihan motif
batik klasik dan modern.

2 komentar: