Kamis, 21 November 2013

struktur jaringan tumbuhan @


A.    DAUN

Struktur Jaringan & Fungsi Daun - Daun terletak di bagian atas tumbuhan dan melekat pada batang. Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.

Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting, membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun sering memiliki lapisan yang mengkilat dan tahan air. Beberapa daun memiliki duri untuk melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk bertahan di udara dingin.

1. Fungsi Daun
Secara umum fungsi daun sebagai berikut.
1) Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
2) Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3) Menyerap CO 2 dari udara.
4) Respirasi.

2. Struktur Jaringan Penyusun daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk jaring jaring pembuluh angkut. Struktur daun dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.

a) Struktur Jaringan luar Daun
Secara morfologi daun terdiri dari:
– Helaian daun ( lamina ).
– Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
– Pelepah daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWIs0MCkk8hUGNgXtYaCDTaBqMP7u707EJmykNMxsB2J2huyrP0anYndiKjSa3Z7SofVzVVqS7Nnkcuvuxvd3pCyJccBOA1ayWt894uH3_D_7sUpssCa3GbGssVDkI8prvZ0aeVGLKOV8/s1600/struktur+Luar+Daun.gif
Gambar 1. Struktur luar daun.

Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu.

Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:
– menyirip, misalnya pada daun mangga,
– menjari, misalnya pada daun pepaya,
– melengkung, misalnya pada daun gadung,
– sejajar, misalnya pada daun jagung,

Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung.

b) Struktur Jaringan dalam Daun

1) Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas. Bentuk epidermis dan stomata dapat Anda amati pada Gambar 2. dan 3.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBndil9H6zAgMmOuQrJ72FEc-xywn6_f5RmC2nseaaEhumHU7KmdMmr9k-VBcIg7djV-lHZfrT6gSFIrHvM8H6G7sFpIelkPaj4AMi8EzzSzGXXk9fy6l0hpwBZ6EDBKS3DDW0lAWzvto/s1600/Epidermis+dengan+stomata.gif
Gambar 2. Epidermis dengan stomata

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8DwCFtIlXDhq06zfmapMjlehGV_rV26GN4YxpHnkcLw6_gd9mlMp1oIUuHJepPSHpxbY81wCrmlYYbb-DUgMn8XIguf7CgorQt2m0cEVnMSCbQmlnWGVtXBzEWS7LyXg5Aom83vN2XQE/s1600/Penampang+melintang+stomata.gif
Gambar 3.
Penampang melintang stomata



2) Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.

3) Berkas Pengangkut Daun
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun.

4) Jaringan Tambahan Daun
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

Sekarang kita akan mempelajari perbedaan struktur jaringan penyusun daun Monokotil dan Dikotil tersebut dengan lebih rinci.

1) Struktur Jaringan Penyusun Daun Dikotil
Bentuk daun Dikotil bermacam-macam, bertangkai daun, dan urat daunnya menyirip atau menjari. Struktur daun Dikotil dapat Anda amati pada Gambar 4.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqVrcp5PS4we7k8Iuu0mZL98A3DUNJqfaEfowuRtTrR3faXegWSLGBJnIyxEr1YNWqfuz3SKv0ay3tiYBLziciYhQw5exGIukExclVeoQcY1MzXlCzmZy2f6iB1yJwmeVMWPHvE5wc77M/s1600/Struktur+jaringan+daun+dan+urat+daun+tumbuhan+Dikotil.gif
Gambar 4.
Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil


Adapun macam jaringan daun Dikotil, letak, fungsi, dan ciri-ciri dijelaskan dalam Tabel 1 berikut
Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No
Jaringan
Letak
Fungsi
Ciri - Ciri
a)
Epidermis
Menyusun lapisan permukaan
atas dan bawah daun.
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan.
– Menjaga bentuk daun agar
 tetap.
Terdiri dari satu lapis sel kecuali
tanaman Ficus (tanaman karet).
b)
Kutikula
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun.
Zat kutin pada kutikula
mencegah penguapan air
melalui permukaan daun.
Penebalan dari zat kutin.
c)

Stomata
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun
– Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
– Sel penjaga sebagai pengatur
membuka dan
menutupnya stomata.
Mulut daun pada epidermis
dengan dua sel penutup
d)
Rambut dan
kelenjar
Permukaan atas dan
bawah daun.
Alat pengeluaran.
Alat tambahan pada epidermis
e)
Mesofil
Di antara lapisan epidermis
atas dan
bawah.
Tempat berlangsungnya
fotosintesis.
– Terdiri dari sel parenkim,
banyak ruang antarsel.
– Kebanyakan berdiferensiasi
menjadi palisade (jaringan
tiang) dan spons (jaringan
bunga karang).
– Sel-sel jaringan tiang berbentuk
silinder, tersusun rapat,
dan mengandung klorofil.
– Sel-sel jaringan bunga karang
bentuknya tidak teratur, bercabang-
cabang dan berisi
kloroplas, susunannya renggang.
f)
Urat daun
Pada helai daun.
Transportasi zat.
Menyirip atau menjari.



2) Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil
Daun Monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran yang membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur daun Monokotil dapat Anda amati pada Gambar 5.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcO3jL8zVr85Ba8j5apU23L6vyOPkIBGc5kNTGwPW3EfkBtJeacuSBK_PtOZIjEnYW0CB-vLW6P-n45NJoxTQjwx67_l136xiBRKidoLdakjsVAS3JRh3gPNV-rqggX0sxRG6PlT0ja_U/s1600/Struktur+jaringan+daun+dan+urat+daun+Monokotil.gif
Gambar 5. Struktur jaringan daun dan urat daun Monokotil

Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun daun Monokotil, dijelaskan dalam Tabel 2. berikut.

Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No
Jaringan
Letak
Fungsi
Ciri - Ciri
a)
Epidermis
dan
kutikula
Lapisan permukaan atas
dan bawah daun.
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan.
– Mencegah penguapan air
melalui permukaan daun.
Terdiri dari satu sel dengan penebalan
dari zat kutin.
b)
Stomata
Berderet di antara urat
daun.
Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
Mulut daun dengan dua sel penutup.
c)
Mesofil
Pada cekungan di
antara urat daun.
Membuat zat makanan melalui
fotosintesis.
Tidak mengalami diferensiasi, bentuknya
seragam kecuali mesofil berkas
pengangkut lebih besar, kloroplasnya
lebih sedikit, dindingnya lebih tebal.
d)
Urat daun
Pada helai daun.
Transportasi zat.
Sejajar.









B.BATANG

 Fungsi batang antara lain sebagai berikut :
a. Mendukung tubuh tumbuhan.
b. Sebagai alat transportasi air, mineral, dan bahan-bahan makanan.
c. Merupakan tempat tumbuhnya cabang, daun, dan bunga.

-Struktur batang lebih kompleks dibandingkan dengan akar. Batang ada yang tumbuh di atas tanah dan di bawah tanah. Batang yang tumbuh di dalam tanah berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada tanaman jahe. Batang tumbuhan tersusun dari tiga sistem jaringan, yaitu:
a. epidermis
b. korteks
c. endodermis

-Jenis batang pada tumbuhan angiospermae ada tiga, yaitu:
1. Tipe lunak berair (herbaseus atau terna). Contoh: Kaktus.
2. Tipe berkayu (lignosus). Contoh: Pohon mangga, pohon beringin, pohon jati.
3. Tipe rumput (kalmus). Contoh: Tanaman padi.

-Beberapa spesies tumbuhan memiliki batang yang mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam. Modifikasi batang antara lain sebagai berikut.
1. Rhizoma
Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal di dalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah. Rhizoma mempunyai ruas-ruas pendek dan pada bukunya terdapat daun-daun seperti sisik. Di sepanjang rhizome dapat dijumpai adanya akar adventif, terutama di permukaan bagian bawah. Rhizoma merupakan tempat menyimpan cadangan makanan, misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean).

2. Stolon
Stolon mirip dengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegak di dalam tanah.

3. Runner
Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah, dan mempunyai ruas yang panjang, misalnya pada tanaman stroberi.

4. Umbi batang (tuber)
Misal pada kentang berkembangnya beberapa ruas di ujung stolon. Mata tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setiap mata tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru.

5. Umbi lapis (bulb)
Umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdaging selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili, dan lain-lain.

6. Umbi kormus (corm)
Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan jaringan batang. Helaian daun berbentuk sisik menutupi seluruh permukaan kormus.

Struktur , Jaringan , Jenis & Fungsi Batang Tumbuhan - Batang merupakan bagian sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya berada di atas tanah. Organ ini dikategorikan sebagai penghasil alat-alat lateral, misalnya daun, tunas, dan bunga. Pada bagian batang terdapat buku (node) atau tempat daun melekat dan ruas (internode), yaitu bagian batang yang letaknya di antara buku-buku.


Selain buku dan ruas, pada batang terdapat suatu tunas. Tunas yang terdapat pada sudut di antara daun dan batang dinamakan tunas aksiler. Tunas ini berpeluang menjadi cabang. Adapun bagian ujung batang terdapat tunas terminal. Perhatikan Gambar 1.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFVNslGjTPhYxCFkN5cJMVbHiG2Xxm2RcNaCHJujhaq3w5UeLcz-vbZQxZBmMB-trvCl50WdaFbFwO4kuwi8HOSQQRlP2d_GSOZOmP996tEEGqqDfdDHVhObmzyqpFR2GnRv9s5QK70J0/s320/Bagian-bagian+batang.gif
Gambar 1 Bagian-bagian batang

A. Fungsi Batang pada Tumbuhan

Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi berikut.
1) Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 1 )
2) Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 2 )
3) Tempat tumbuhnya organ-organ generatif. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 3 )
4) Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 4 )
5) Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 5 )

B. Struktur Jaringan Batang Pada Tumbuhan
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga bagian, yaitu epidermis, korteks, dan stele. Adapun struktur jaringan penyusun batang (dari luar ke dalam) beserta ciri-cirinya dijelaskan dalam  uraian berikut.

1) Epidermis batang Tumbuhan
– Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
– Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas melalui celah yang disebut lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika dan sel gabus, misalnya pada batang tanaman tebu.
2) Korteks batang Tumbuhan
– Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan berdinding tipis, banyak ruang antarsel.
– Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat tubuh.
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung ).
3) Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan
 – Lapisan terluar disebut perisikel.
– Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbJwl6o_DP4HD3oMROBNMW-c6liTkaBnxqSrZGHyAbm4i8eRUENVGGC5RGoOC8nTYHxvsN5UOX3RZ9cvGRJp44u3qAnFLcIpgp1NLujUHnK2P2URizxJ0DO82Tu3uLOCx9PkubbvrwKmQ/s1600/Batang+Tumbuhan.gif
Gambar 2 Jaringan pembuluh pada tanaman (a) monokotil dan (b) dikotil.


C. Struktur Jaringan luar Batang Tumbuhan
Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.

1) Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.

2) Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang.

Secara umum, struktur akar dan batang tumbuhan sama, yaitu terdiri atas bagian-bagian epidermis, korteks, dan stele. Akan tetapi, secara anatomis struktur batang Monokotil berbeda dengan Dikotil. Oleh karena itu baca juga artikel dibawah ini :
Struktur Jaringan Batang Tumbuhan Dikotil - Seperti halnya akar, batang juga tersusun atas berbagai jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Jaringan dasar tersusun oleh korteks, sedangkan jaringan pembuluh terdapat berkas vaskuler yaitu xilem dan floem. Cermati bagian-bagian batang tumbuhan dikotil secara lebih detail pada Gambar 1. Karena itu, batang memiliki beragam fungsi bagi tumbuhan. Namun, berbagai lapisan ini juga mempunyai beragam ciri khas.


            https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI6w493363mem_jIF7MOOxZXgcSDhxt6CBVENiDaM9ScdO7pzllrr9CJM_A4AfCs_z8F756A1243_mg59oO_I6SHwnqLBO3cGP-HMJrOXCutcEVGp8iCM2SeivGOILsqf4DCNQk04_txc/s1600/Struktur+batang+tumbuhan+dikotil+.gif
·         Gambar 1 Struktur batabg tumbuhan dikotil

Jaringan epidermis pada batang memiliki ciri yang sama seperti jaringan epidermis pada akar. Misalnya, sel yang tipis dan tersusun rapat serta berkutikula pada akar dan batang. Selain itu, batang memiliki kemampuan tumbuh, baik secara sekunder maupun primer. Pertumbuhan sekunder batang terjadi pada jaringan epidermis. Sedangkan pertumbuhan primer terjadi pada tunas terminal (ujung batang) tepatnya pada meristem apikal. Fungsi jaringan epidermis pada batang juga sama dengan jaringan epidermis pada akar yaitu melindungi jaringan yang ada di dalamnya. Epidermis batang ini juga dapat pecah. Pecahnya epidermis batang mengakibatkan jaringan kambium gabus (folagen) terisi dengan gabus. Bagian ini disebut lenti sel. Fungsi lenti sel adalah sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan (transpirasi).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzzj_B9RyJ7It27rO5aA4ETvDCLjbSFVE5neHUfDUXASif4F9KcDkKG2x1K0ACa6YIFsSGEhlVMTUtnkfBNegMUj3zKgOVtDL2muLfKCeoX-I3uOuotJr_I7t9h8TWipkgPUU0fQBg0Nw/s320/Lentisel+pada+batang+dikotil.gif

Lapisan penyusun batang selanjutnya adalah jaringan dasar. Di dalam jaringan ini terdapat korteks. Korteks pada batang meliputi dua macam jaringan, yakni jaringan korteks luar dan korteks dalam. Sel kolenkim dan sel parenkim adalah penyusun korteks luar. Korteks dalam hanya disusun dari sel-sel parenkim saja. Korteks dalam (endodermis) dimiliki oleh semua tumbuhan. Namun sebaliknya, tidak semua tumbuhan memiliki korteks luar. Ada satu ciri khas yang dimiliki tumbuhan biji terbuka terkait lapisan korteks. Pada korteksnya terdapat seludang pati (sarung tepung) yaitu lapisan yang berisi pati.
Setelah korteks, tubuh tumbuhan tersusun oleh jaringan pembuluh. Di dalam jaringan pembuluh terdapat stele atau silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, stele terletak di sebelah dalam korteks atau sebelah dalam endodermis. Sementara, lapisan terluarnya disebut perisikel atau perikambium. Di sebelah dalam korteks terdapat empulur dan berkas pengangkut. Pada berkas pengangkutan ini terdapat xilem dan floem. Sementara, di tengah stele terdapat empulur. Empulur juga ada di antara xilem dan floem. Bentuknya seperti jari-jari, disebut jari empulur. Selain itu, di antara xilem dan floem juga terdapat kambium. Oleh karena itu, berkas pengangkutannya disebut berkas kolateral terbuka. Kambium memiliki dua bagian, yakni kambium vaskuler dan kambium intravaskuler. Bagian kambium yang berada di antara xilem dan floem berasal dari prokambium disebut kambium vaskuler. Sedangkan kambium di luar xilem dan floem yang berasal dari sel-sel parenkim disebut kambium intravaskuler. Adapun ringkasan letak dan fungsi tiap-tiap jaringan penyusun batang Dikotil dapat teman teman lihat dalam Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Jaringan-Jaringan Penyusun Batang Dikotil Beserta Letak dan Fungsinya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzGDaK0jnfO_xEobL7lbDAVEtmU30bdSbLGZguP6pzCrjYRENOPA0KXY0JY1vWbp8hU_oF0GBEmxo2D81-dpZxbDe0PIy9KPkyR3oscCV1Qkruy_k4gTvjYFssrlzn_Mo2jjbV499Mngc/s1600/Jaringan-Jaringan+Penyusun+Batang+dikotil.gif

.

Struktur Jaringan Batang Tumbuhan Monokotil - Seperti halnya tumbuhan dikotil, struktur batang tumbuhan monokotil tersusun atas jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut atau berkas pembuluh. Agar mengetahui bagian bagian batang tumbuhan monokotil, simak Gambar 1. Bedanya, tumbuhan dikotil memiliki bentuk meristem apikal yang kecil. Meristem inilah yang akan membentuk tunas ketiak daun, bakal daun, dan epidermis.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFOraBL2Ms3T24-zo5xjvsHRZglNKSVVX9RKGpRPTJSfoW_IlHVaIAyGp6vGYIs8C2Lk7hM0MGLNyx30nSpV-9SWMhLwGew3Y6ifQaFqo_qlGxKIn2JiogW9_ZKgrUL5zauQtiDDnyTg8/s1600/Batang+Tumbuhan.gif
Gambar1.kiri. adalah penampang jaringan batang monokotil. kanan dikotil

Pada tumbuhan monokotil juga terdapat meristem perifer. Meristem perifer merupakan bagian meristem yang berkembang menjadi batang berisi xilem dan fl oem. Lapisan epidermis batang tumbuhan dikotil memiliki dinding sel yang lebih tebal dibandingkan tumbuhan dikotil. Pada lapisan epidermisnya terdapat stomata dan buku-buku. Di bawah epidermis terdapat korteks. Korteks tersusun dari sel-sel sklerenkim. Korteks tumbuhan monokotil, korteks merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi mengeraskan bagian luar batang.

Setelah korteks, lapisan berikutnya ialah stele. Tumbuhan monokotil memiliki batas korteks dan stele yang tidak jelas. Di dalam stelenya terdapat berkas pengangkutan. Berkas pengangkutan tersebut tersebar pada empulur dan letaknya berdekatan dengan kulit batang. Sarung sklerenkim mengelilingi seluruh berkas pengangkut. Tipe berkas pengangkutannya dinamakan kolateral tertutup, sebab di antara xilem dan fl oemnya tidak ditemui kambium. Akibatnya, tumbuhan monokotil tidak bisa tumbuh secara sekunder. Alias tubuhnya tidak membesar dan hanya memanjang. Adapun ringkasan letak dan fungsi tiap-tiap jaringan penyusun batang Monokotil dapat teman teman lihat dalam Tabel 1. berikut

Tabel 1. Jaringan-Jaringan Penyusun Batang Monokotil Beserta Letak dan Fungsinya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVr5YOxWh_9I1MF7yyC3xNFw5KFuUZTNuJxEqgsuKDJcfoKK7yAtJF3Q7ruUjWx5upVLvH9oHO4n8Btj_-sl_yS4G440A8PqpjI_OPyBbOUQptEj5x0JSxVoitD0s5EcSlEanjGeShKQg/s1600/Jaringan+Penyusun+Batang+Monokotil.gif

C.AKAR

Struktur , Jaringan , Jenis & Fungsi Akar Tumbuhan,Adapun fungsi akar pada tumbuhan secaraumum sebagai berikut.
1) Sebagai penyokong Batang Tumbuhan
2) tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena memiliki kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah.
3) Menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar.
4) Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya wortel dan ketela pohon.
5) Pada tanaman tertentu, seperti jenis tumbuhan bakau (Rhizopora sp.) akar berperan untuk pernapasan.
6) Alat perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tertentu.


Jenis Jenis Akar Tumbuhan
Berdasarkan jenisnya, akar tumbuhan terbagi menjadi tiga jenis , yaitu  jenis akar tunggang , jenis akar serabut dan jenis akar adventif.

Jenis akar tunggang dimiliki oleh akar tumbuhan dikotil, sedangkan Jenis akar serabut dimiliki oleh akar tumbuhan monokotil. Pada Jenis akar tunggang terdiri atas sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar. Akar berasal dari perkembangan akar primer biji yang berkecambah. ( Jenis Akar Tunggang Tumbuhan )

Sementara pada jenis akar serabut, terdiri atas sejumlah akar kecil, ramping yang ke semuanya memiliki ukuran sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang sebanyak banyaknya, cabang tidak menjadi besar, dan akar primer selanjutnya mengecil, bentuknya mirip benang-benang. Perhatikan Gambar 1. ( Jenis Akar Serabut Tumbuhan )
Berdasarkan cirinya, akar serabut dibagi dalam berbagai bentuk, yaitu:
1) akar bentuk benang, misalnya pada tanaman padi dan jagung,
2) akar gantung atau akar udara, misalnya pada pohon beringin,
3) akar pengisap, misalnya pada benalu,
4) akar pelekat, misalnya pada sirih,
5) akar nafas, misalnya pada bogem,
6) akar tunjang, misalnya pada pandan dan bakau,
7) akar pembelit, misalnya pada vanili,
8) akar banir, misalnya pada sukun, dan
9) akar lutut, misalnya pada pohon tanjung.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEituV1c7KVCTbcKsr7UD3XWy12FvgDY4rBG8-0Vp1yEwPx0GOREJR9-owjQRmRxqWqsrgX5wFyx0rGhGVdEm1fOJ6EgzFdFv5H-KnSi2R-R4d_rKJgCX1vGM7T9cnac0lSzuLEp0UXxIYI/s1600/jenis+akar+tunggang+dan+serabut.gif
Gambar 1. Sistem akar tunggang
dan sistem akar serabut

Sedangkan jenis perakaran adventif, merupakan akar yang tumbuh dari setiap bagian tubuh tanaman dan bukan akar primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi batang, akar yang keluar dari batang (cangkokan). ( Jenis Akar Adventif Tumbuhan )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBEYdUJRdGywxZfywLwTf-Cs_WIG_2p1wuEn2sVTjTRwuhy6sif0VO8DIQvlSFMUDmnyd00qr5lWRoI56UVJIBFmBQtfEsgco0a7dOaI8Dhc1FZdNv9w_xII1CDGHXs4XmayRPuHY-QQo/s1600/akar+liar.gif
Gambar 2. Akar liar (adventitious)
pada tanaman jagung

Selain menjulur dari dasar tunas, akar tumbuhan juga dapat keluar dari permukaan tanah. Akar demikian bisa muncul dari batang ataupun daun. Kita dapat menyebut akar yang tumbuh pada bagian yang tidak semestinya ini dengan nama akar liar atau adventitious (lihat Gambar 2.). Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan penyokong batang tumbuhan yang menjulang tinggi. Sebagai contoh ialah akar tanaman jagung yang tumbuh dari batangnya.

Struktur & Jaringan Penyusun Akar pada tumbuhan Secara morfologi dan anatomi
Secara morfologis ( dipotong membujur )  Struktur dan Jaringan akar terdiri atas : leher akar (pangkal akar), batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar (kaliptra). Perhatikan Gambar 3.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCc-F1Qhm625xitw7PgBO2mcDpO8VHx0RM5nS8qYQ4MdTUy8o3DXuT78MogR0uXYZJ_NjxkXLFso9UYrhKKJqBkKtfyQmeuV47wZ9KadK7cyyYAbHpB4RGWUxMD-foBdD1tTr7JHAR_hU/s1600/Akar+dan+bagian-bagiannya.gif
Gambar 3. Akar dan bagian-bagiannya

Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar memanjang menembus tanah disebut tudung akar.

Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar). Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim. Perhatikan Gambar 4.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOUIxhyGd-SJ8o3NkMa2WkWaDIJ8g75hiiuymABf1pPioU7GyCNiAJBeIjFLcB0ZLj26070QIL6DOismK-KYmiCxbmBtNO7l207LWYKbETyBCDH2eHahTrahjm4qxMcgfb79-IYJSMOxY/s320/Struktur+morfologi+akar.gif
Gambar 4
Struktur morfologi akar


Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan  penyusun akar tumbuhan sebagai berikut :
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan.
2) Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapislapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringanjaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIrLAZ1RinVBNdDvXsbCx6XKh83QyT2yxY7bDBWVaI9aTqwNwzSXpMIYI7Lz6junuqbSnntwPPkcAgyPD_A-ArBnsZ4jjQwFrosbLwuQNjzr66Vq_v8SsussG9pQiv7gW0aS4SPIqclP0/s1600/pita+kaspari.gif
 Gambar 5.
Pita Kaspari pada sel endodermis. Sel endodermis dengan penebalan gabus ini sulit ditembus oleh air.

3) Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis harus melalui protoplasma yang melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat. (Gambar 2.13 pita kaspari) .Pada lapisan endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air.  Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis yang  terletak segaris dengan xilem yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..
4) Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas pengangkutan terdapat di antara stele.

Jaringan penyusun anatomi akar secara umum dapat Anda amati pada Gambar 6. berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBFi14piSYAO_JwfVbe0hcmdp56SrzX822agVJysyrx8sYYyYb2VXnAEmP17M9F3103Z_nOW0RWFmxFjeZryp2bF_edQCAhlLC14O8w7tEtvyVgzsRtM9g3faBpQrqJiAofYFlnSMzb60/s1600/Struktur+jaringan+penyusun+akar+Dicotyledoneae+dan+Monocotyledoneae+yang+diamati+secara+melintang.gif
Gambar 6.
Struktur jaringan penyusun
akar tumbuhan Dikotil dan akar tumbuhan Monokotil yang diamati secara melintang

Struktur Jaringan Penyusun Akar Tumbuhan Dikotil - Akar tumbuhan Dikotil tersusun oleh bermacam-macam jaringan dengan fungsi tertentu. Macam jaringan pada akar Dikotil, letak, dan fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil

letak epidermis akar ini di bagian terluar akar.
Fungsi Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil  = Jalan masuk air dan garam mineral.
2. Korteks akar tumbuhan dikotil
letak korteks akar akar ini didaerah di sebelah dalam epidermis.
Fungsi korteks akar tumbuhan dikotil  = tempat menyimpan cadangan makanan.
3. Endodermis akar tumbuhan dikotil

letak Endodermis akar ini dilapisan sebelah dalam korteks dan di luar perisikel.
Fungsi Endodermis akar tumbuhan dikotil  = Mengatur masuknya air tanah ke dalam pembuluh. Menyimpan zat makanan.
4 . Perisikel akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel akar ini disebelah dalam lapisan endodermis.
Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil  = Membentuk cabang akar dan kambium gabus.
5. Xilem akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel akar ini dibagian tengah akar.
Fungsi Xilem akar tumbuhan dikotil  = Mengangkut air dan garam mineral dari tanah menuju daun.
6. Floem akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel akar ini di antara jari-jari yang dibentuk oleh xilem.
Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil  = Mengangkut zat makanan yang dibuat daun menuju ke seluruh bagian tumbuhan.
7. Empulur akar tumbuhan dikotil

letak Perisikel akar ini dibagian tengah. Di antara bangunan bentuk bintang di dalam xilem.
Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil  = Menyimpan makanan cadangan.

Adapun struktur akar tumbuhan Dicotyledoneae terlihat seperti gambar di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiixUZi_CKrRd21DPbpj6NfMZS7H45wwmndmZv99EyaEBVENGgM56e7VTuYBdGI4kmXDletw51hqdpk7r8BsME8bDoEXK0U9pVzHd1zRynwNgDYQwhJ6E4RmKsoS0AApEdgeGhHgImYRdg/s1600/Penampang+melintang+akar+tanaman+Dikotil.gif
Gambar1.
Penampang melintang akar tumbuhan Dikotil

Perhatikan Gambar 1. Xilem dan floem pada tumbuhan Dikotil tersusun radial atau membentuk jari-jari. Xilem berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilingi xilem. Di antara xilem dan floem terdapat kambium. Aktivitas kambium ke arah luar membentuk unsur kulit dan ke arah dalam membentuk unsur kayu.

Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Monokotil sebagai berikut.

a) Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada
akar tanaman Dikotil.
b) Fungsi xilem dan floem sama seperti pada
tanaman Dikotil, tetapi letak keduanya saling berdekatan karena tidak memiliki kambium.
c) Empulur, terletak di bagian tengah serta dikelilingi xilem dan floem yang berselang-seling.



Perhatikan Gambar  agar Anda lebih mengenal struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Monokotil.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfc8ACCBUlb27ZKFewxptSnOh_eAzoMorwiRUhHzhJ26QxCyrKU-f-wVAIPm2Mdj2S69YWMY_CjoheNuWFP8PGI3BcYWPszz4ZanqH26DiuHB2G1zsByY123_E65yrGP8atDt9dnhmr_A/s1600/akar+tumbuhan+Monokotil.gif
Gambar akar tumbuhan Monokotil




D.    BUNGA

Bagian , Fungsi & Struktur Bunga - Bunga (Flos), kali ini kita akan membahas tentang semua seluk beluk bunga, dimulai dari Fungsi fungsi bunga bagi tumbuhan lalu Bagian bagian bunga dan di ahiri dengan struktur anatomi dari bunga, selamat membaca ! :-)

A. Fungsi Bunga
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu,  bunga ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya sebagai penghasil alat perkembangbiakan.

Pada umumnya, bunga mempunyai sifat-sifat seperti berikut.
1) Mempunyai warna menarik.
2) Biasanya berbau harum.
3) Bentuknya bermacam-macam.
4) Biasanya mengandung madu.

B. Bagian-Bagian Bunga
Bunga terdiri dari bagian steril dan fertil. Bagian steril terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Perhatikan Gambar 1.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcDhxg1c_BC-qcU_NdIxpeWdYm-BRz4uqNo5N_JBogAmFv0-Mn2Ej2UcNyaPEdnvL8MbesPupjwZWcGPQNiDFkttF0Z-QusnrTfIOatH1Kvds9ox2GIoKUeC7R9RYRT5ONe299QUWuyJI/s320/Bagian-bagian+bunga.gif
Gambar 1. Bagian-bagian bunga

Bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang sari dan makrosporofil sebagai putik (pistillum) dengan daun buah sebagai penyusunnya. Cobalah cermati penjelasan berikut ini agar Anda lebih mengetahui bagian bagian bunga.
1) Tangkai induk atau ibu tangkai bunga (rachis, pedunculus, pedunculus communis) merupakan aksis perbungaan sebagai lanjutan dari batang atau cabang.
2) Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
3) Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain (batang).
4) Daun pelindung (brachtea) merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
5) Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindung yang letaknya di pangkal tangkai bunga.
6) Daun kelopak (sepal) merupakan daun perhiasan bunga yang paling pangkal, umumnya berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak bunga (calyx).
7) Daun mahkota atau daun tajuk (petal) merupakan daun perhiasan bunga yang berwarna-warni. Daun mahkota ini berkelompok membentuk mahkota bunga (corolla).
8) Benang sari (stamen) adalah daun fertil yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari.
9) Daun buah (carpell) adalah daun fertil pendukung makrospora berupa bakal biji (ovalum) yang secara kolektif membentuk putik (pistill).

C. Struktur Jaringan Penyusun Bunga
Secara anatomi, daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini juga disebut mesofil. Parenkim ini terletak di antara epidermis atas dan bawah. Daun kelopak umumnya mempunyai struktur sederhana. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin, stomata, dan trikomata. Seperti struktur pada daun. Sel-sel daun kelopak ini juga mengandung klorofil. Struktur daun mahkota sel-selnya mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut yang kecil-kecil. Daun mahkota mempunyai epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang disebut papila dan dilapisi kutikula.

Sementara itu, benang sari dan putik mempunyai struktur sangat berbeda. Secara umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata

Kepala sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus (ruang sari) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda. Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai berikut.

1) Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Epidermis menjadi memipih dan membentuk papila pada kepala sari yang masak dan berfungsi sebagai pelindung epidermis.
2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.
3) Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung jenis tumbuhannya.
4) Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.

Bagian perhiasan bunga (mahkota dan kelopak) pada tanaman Dicotyledoneae biasanya berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya, sedangkan pada tumbuhan Monocotyledoneae berjumlah 3 atau kelipatannya. Perhatikan Gambar 2. dan 3.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkR8sq7EZXZFEze6HfQtoA0m5lG9VJB5ErB3NkZQZqnVQU5rYA_8XTLoWoiw74CHqq30zEtca8jyjq7XpOLRhK-T0KBIVuqrYiyUbnHQULwXJEg5yfS-SnzLFzt9wvWddLzwEeyU4xFx4/s1600/bunga+tumbuhan+dikotil.gif
Gambar 2. Bunga tumbuhan Dikotil

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_3YtaRvUcp274EZKHkKRL4Izy_MBbBUnbj8FfVmvup6ujNXzNUGOJkP2wpwxpavzjhZ5jJXtBFhgAewlr0QJPJmOHTexMsVO9NURxq3cpD1hJWCl38H-fwyU_XkkElgPDk7BKvtFJGg4/s1600/bunga+tumbuhan+monokotil.gif
Gambar 3. Bunga tumbuhan Monokotil



E.    KULTUR JARINGAN

Sel tumbuhan memiliki sifat dasar yang disebut totipotensi sel. Sifat totipotensi sel ini merupakan sifat sel yang mampu menjadi individu baru yang utuh jika berada pada lingkungan yang sesuai. Teori ini berdasarkan teori sel yang dikemukakan pertama kali oleh Jakob Schleiden dan Theodor Schwann (1838-1839). Berdasarkan teori tersebut, jika sebuah sel berada dalam kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan, sel tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Teknik kultur jaringan ini dalam pelaksanaannya merupakan suatu metode untuk mengisolasi (mengambil) bagian tumbuhan, seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik (bebas hama dan penyakit). Sifat tanaman hasil kultur jaringan akan sama seperti induknya.
Berbagai teknik kultur jaringan tersebut di antaranya sebagai berikut (Hendaryono dan Wijayani, 1994: 29).

a) Jenis kultur jaringan Meristem culture, yaitu  jenis teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan (bagian tanaman) dari jaringan muda atau meristem.
b) kultur jaringan Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari.
c) Kultur jaringan Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplasma (sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya).
d) Kultur jaringan Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman dengan membuat varietas baru.
e) Kultur jaringan Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru.

2. Syarat Kultur Jaringan Tumbuhan
Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut.

a) Pemilihan eksplan Kultur jaringan
Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi. Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon tunas yang kemudian mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti daun, batang, dan akar). Sebagian eksplan sebaiknya dipilih pucuk muda tanaman dewasa yang diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul.

b) Penggunaan media Kultur jaringan yang cocok
Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat, dan zat pengatur tumbuh (hormon)

c) Keadaan Kultur jaringan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.
Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik. Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Oleh karena itu, sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar air flow cabinet (Gambar 2.15) untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.
tahapan-tahapan proses yang dilakukan dalam teknik kultur jaringan pada gambar gambar berikut ini :

1.         Eksplan kultur jaringan distrelilisasi kemudian dicuci dengan air steril.
2.         Eksplan kultur jaringan ditanam pada media yang terbuat dari agar dilengkapi dengan unsur makro dan mikro.
3.         Setelah ditanam, eksplan kultur jaringan diletakkan di ruangan yang terkontrol suhu dan penyinarannya.
4.         Subkultur dilakukan beberapa kali sampai eksplan tumbuh menjadi seedling kultur jaringan.
5.         Seedling kultur jaringan dikeluarkan dari botol dan akar dibersihkan dari agar dengan air bersih.
 6.        Seedling kultur jaringan ditanam ke dalam potpot kecil dan letakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
7.         Setelah seedling kultur jaringan tumbuh kuat, perlahan-lahan pindahkan ke tempat yang langsung terkena matahari.

KELEBIHAN TEKNIK KULTUR JARINGAN antara lain seperti berikut:
a. Kultur jaringan merupakan suatu cara menghasilkan jumlah bibit tanaman yang banyak dalam waktu singkat.
b. Kultur jaringan Tidak memerlukan tempat yang luas.
c. Kultur jaringan Tidak tergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan sepanjang tahun.
d. Bibit yang dihasilkan Kultur jaringan lebih sehat.
e. Kultur jaringan Memungkinkan dilakukannya manipulasi genetik.

KELEMAHAN TEKNIK KULTUR JARINGAN, seperti berikut:
a. Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia.
b. Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus.
c. Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi.
Masalah (Gangguan) pada Kultur Jaringan
Gangguan kultur jaringan dapat menyebabkan kematian eksplan. Gangguan kultur jaringan secara umum dapat muncul dari bahan yang ditanam, lingkungan kultur maupun manusia yang melakukannya. Masalah yang muncul, antara lain :
a. Kontaminasi oleh bakteri, jamur, virus, dan lain-lain. Agar terhindar dari kontaminasi maka langkah-langkah pelaksanaan-nya harus mengikuti prosedur yang benar dan dalam keadaan steril.
b. Browning (pencoklatan), untuk mengatasinya dengan cara mengabsorbsi fenol penyebab pencoklatan dengan arang aktif.

Adapun manfaat-manfaat lain dari kultur jaringan dalam beberapa hal khusus yaitu:

Perbanyakan klon secara tepat
Pada prinsipnya, dengan menggunakan tekni kultur jaringan setiap sel dapat diinduksi untuk beregenerasi menjadi individu tanaman lengkap dengan sifat genetik yang identik satu sama lain. Dalam waktu singkat dapat dihasilkan individu tanaman dalam jumlah yang besar.

Kondisi aseptik
Kultur jaringan tanaman mampu menyediakan bahan tanaman yang bebas patogen dalam jumlah yang besar. Melalui kultur meristem, dapat diregenerasikan tanaman yang bebas virus.

Produksi tanaman sepanjang tahun
Teknik kultur jaringan tidak tergantung pada musim  sehingga melalui teknik ini, terbuka peluang untuk memperbanyak tanaman di sepanjang tahun.

Pelestarian plasma nutfah
Kebutuhan akan ruang yang kecil dan mudahnya menciptakan kondisi yang sesuai menjadikan
kultur jaringan sebagai suatu cara yang praktis untuk menyimpan bahan tanaman dari genotip terpilih bak tanaman pertanian maupun tanaman langka yang terancam punah.

Perbanyakan tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif konvensional
Melalui teknik kultur jaringan dapat dilakukan manipulasi terhadap lingkungan kultur (perlakuan hormon, cahaya, suhu) atau dengan menggunakan bahan eksplan yang memiliki daya meristematik tinggi. Hal ini terutama dilakukan terhadap jenis tanaman yang sangat sulit diperbanyak secara vegetatif konvensional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar